Kamis, 08 November 2018

STUDY KASUS AMDAL DI INDONESIA


STUDY KASUS AMDAL DI INDONESIA



I. Pendahuluan                         
Globalisasi ekonomi, politik dan sosial membawa hubungan antar negara semakin dekat dan erat serta membawa dampak yang positif maupun negatif bagi suatu negara. Salah satu akibat yang paling nyata dari globalisasi adalah berkembangnya perusahaan-perusahaan multinasional didunia.Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar tidak lepas dari sasaran investasi perusahaan-perusahaan tersebut. Tetapi dengan masuknya perusahaan-perusahaan tersebut membawa akibat yang positif maupun negatif di indonesia.Salah satu akibat yang negatif hasil produksi dari perusahaan tersebut adalah banyaknya hasil produksi yang diproduksi tanpa memikirkan kendala yang akan dihadapi dikemudian hari.
Pada dasarnya semua usaha dan pembangunan menimbulkan dampak dikemudian hari. Perencananaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus memuat perkiraan dampaknya yang penting dikemudian hari, guna dijadikan pertimbangan apakah rencana tersebut perlu dibuat penanggulangan dikemudian hari atau tidak.Pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam, guna mencapai tujuan pembangunan yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa indonesia. Pembangunan tersebut dari masa kemasa terus berlanjut guna memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat.
Alam mempunyai hukumnya sendiri, segala sesuatu akan kembali kepada siklus alam walaupun bahan sintesis hasil rekayasa manusia seperti plastik, tetapi akan menimbulkan masalah yang sangat besar terhadap bahan tersebut dikemudian hari jika sudah tidak dimanfaatkan lagi.Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola hidup masyarakat, kecepatan teknologi dalam menyediakan barang secara melimpah ternyata telah menimbulkan masalah-masalah baru yang sangat serius yaitu adanya barang yang sudah terpakai dan sudah tidak digunakan dan mengakibatkan timbulnya sampah.
II. Pokok Permasalahan
1. Bagaimana Dampak Sampah terhadap Lingkungan dan masyarakat?
2. Bagaimana sistem pengelolaan dan kebijakan pemerintah terhadap sampah di daerah bekasi dan sekitarnya?
III. Data dan Fakta
Bahwa,di kawasan Bantar Gebang Bekasi menyebutkan, akibat dijadikan kawasan tersebut sebagai TPA, warga di sekitar menderita yang tiada berujung. Dampak, seperti Penyakit ISPA, Gastritis, Mialgia, Anemia, Infeksi kulit, Kulit alergi, Asma, Rheumatik, Hipertensi, dan lain-lain merupakan hasil penelitian selama kawasaan tersebut dijadikan TPA.
Hasil perhitungan berdasarkan jumlah penduduk,jumlah limbah domestik dari rumah tangga adalah sebesar 2.915.263.800 ton/tahun atau 5900 – 6000 ton/hari; lumpur dari septic tank sebesar 60.363,41 ton/tahun dan yang bersumber dari industri pengolahan sebesar 8.206.824,03 ton/tahun.
penanganan kebersihan di wilayah DKI Jakarta dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta, dengan jumlah sarana dan prasarana yang terdiri dari tonk sebanyak 737 buah (efektif : 701 buah); alat-alat besar : 128 buah (efektif : 121 buah); kendaraan penunjang : 107 buah (efektif : 94 buah), sarana pengumpul/pengangkutan sampah dari rumah tangga : gerobak sampah : 5829 buah; gerobak celeng : 1930 buah, galvanis : 201 buah.
Sampah yang diangkut dari Lokasi Penampungan Sementara (LPS) akan diolah di Tempat Pemusnahan Akhir (TPA). TPA yang sekarang adalah TPA Bantar Gebang, Bekasi dengan luas yang direncanakan 108 Ha. Status tanah adalah milik Pemda DKI Jakarta dan sistim pemusnahan yang dilaksanakan adalah “sanitary landfill”. Luas tanah yang sudah dipergunakan sebesar 85 persen, sisanya ± 15 persen diperkirakan dapat menampung sampah sampai tahun 2004, sehingga Pemda DKI Jakarta saat ini sudah mencari alternatif-alternatif lain sistim penanganan sampah melalui kerjasama dengan pihak swasta.
Akibat operasional yang tidak sempurna, maka timbul pencemaran terhadap badan air di sekitar LPA dan air tanah akibat limbah serta timbulnya kebakaran karena terbakarnya gas methan. Untuk mengatasi hal ini Dinas Kebersihan telah melakukan kegiatan-kegiatan antara lain :
1. Menambah fasilitas Unit Pengolahan Limbah dan meningkatkan efisiensi pengolahan sehingga      kualitas limbah memenuhi persyaratan untuk dibuang.
2. Meningkatkan/memperbaiki penanganan sampah sesuai dengan prosedur “sanitary landfill”.
3. Membantu masyarakat sekitar LPA dengan menyediakan air bersih, Puskesmas dan ambulance.
4. Mengatur para pemulung agar tidak mengganggu operasional LPA.
Besarnya beban sampah tidak terlepas dari minimnya pengelolaan sampah dari sumber penghasil dan di tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Baru sekitar 75 m3 yang didaur ulang atau dibuat kompos. Sementara itu, sisanya sekitar 60% dibuang begitu saja tanpa pengolahan ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Dan, 30% dibiarkan di TPS. Tak heran bila sampah akan menumpuk di TPA. Akibatnya, daya tampung TPA akan menjadi cepat terpenuhi.
IV. Analisa
1. Dampak Sampah terhadap Lingkungan dan masyarakat
Setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat.Sesuai dengan ketentuan tersebut bahwa setiap orang berhak menolak dengan adanya hal-hal yang dapat merugikan kesehatan baginya. Dalam hal ini, Tidak ada teknologi yang dapat mengolah sampah tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengelolaan sampah selalu membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan ahir.
Dengan adanya tempat pembuangan sampah di suatu daerah, biasanya akan mempengaruhi kesehatan dan lingkungan bagi warga sekitarnya. Seperti contoh yang terjadi di TPA bantar gebang, dengan adanya TPA maka warga sekitarnya TPA menuai derita yang tiada berujung. Dampak, seperti Penyakit ISPA, Gastritis, Mialgia, Anemia, Infeksi kulit, Kulit alergi, Asma, Rheumatik, Hipertensi, dan lain-lain merupakan hasil penelitian di Bantar Gebang selama kawasaan tersebut dijadikan TPA.
Dengan adanya TPA tersebut juga dapat merusak lingkungan dan ekologi disekitarnya. beberapa kerusakan lingkungan yang hingga kini tidak bisa ditanggulangi akibat sebuah kawasan ekologi dijadikan TPA antara lain: pencemaran tanah dimana Kegiatan penimbunan sampah akan berdampak terhadap kualitas tanah (fisik dan kimia) yang berada di lokasi TPST dan sekitarnya. Tanah yang semula bersih dari sampah akan menjadi tanah yang bercampur dengan limbah/sampah, baik organik maupun anorganik baik sampah rumah tangga maupun limbah industri dan rumah sakit. Tidak ada solusi yang konkrit dalam pengelolaannya, maka potensi pencemaran  tanah secara fisik akan berlangsung dalam kurun waktu sangat lama.
2. Sistem Pengelolaan Sampah Dan Kebijakan Pemerintah.
Alam secara fisik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dalam mengupayakan kehidupan yang lebih baik dan sehat menjadi tidak baik dan tidak sehat dan dapat pula sebaliknya, apabila pemanfaatanya tidak sesuai dengan kemampuan serta melihat situasinya.Begitu pula dengan sampah, dapat membuat hidup jadi tidak sehat. Karena itu sampah harus dapat diolah dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai penyakit.
Faktor internal yang tidak kalah pentingnya adalah masalah minimnya kualitas SDM yang berakibat fatal pada buruknya teknologi pengelolaan sampah yang saat ini terbukti sudah tidak lagi mampu menampung kuantitas sampah yang semakin besar. Penyebab utamanya adalah selama ini pengelolaan sampah cenderung menggunakan pendekatan end of pipe solution, bukan mengacu pada pendekatan sumber.
Kedua, faktor penyebab secara EKSTERNAL. Faktor penyebab eksternal yang paling klasik terdengar adalah minimnya lahan TPA yang hingga saat ini memang menjadi kendala umum bagi kota-kota besar. Akibatnya, sampah dari kota-kota besar ini sering dialokasikan ke daerah-daerah satelitnya seperti TPA Jakarta yang berada di daerah Bekasi, Depok, dan Tangerang serta TPA Bandung yang berada di Cimahi atau di Kabupaten Bandung. Alasan eksternal lainnya yang kini santer terdengar di media massa adalah aksi penolakan keras dari warga sekitar TPA yang merasa sangat dirugikan dengan keberadaan TPA di wilayahnya.Salah satu kelemahan pengelolaan sampah di TPA adalah masalah minimnya kualitas SDM yang berakibat fatal pada buruknya teknologi pengelolaan sampah yang saat ini terbukti sudah tidak lagi mampu menampung kuantitas sampah yang semakin besar. Penyebab utamanya adalah selama ini pengelolaan sampah cenderung menggunakan pendekatan end of pipe solution, bukan mengacu pada pendekatan sumber.
 Secara umum, pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah sampah seharusnya mempunyai rencana pengelolaan lingkungan hidup yang baik bagi warga sekitar. Dimana dalam menyusun pengelolaan lingkungan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dan tidak dapat dipisahkam yaitu:
a. Siapa yang akan melakukan pengelolaan lingkungan dan pengelolaan lingkungan apa yang harus dilakukan
b. Sesuai dengan dampak yang diduga akan terjadi, maka akan ditetapkan cara pengelolaan yang bagaimana yang akan dilakukan atau teknologi apa yang akan digunakan agar hasilnya sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah
c. Karena berbagai institusi termasuk pemilik proyek yang akan melakukan pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu, maka teknologi yang akan digunakan tergantung pada kemampuan biaya yang akan dikeluarkan, terutama kemampuan dari pemilik proyek sebagai sumber pencemar.
Permasalahan umum yang terjadi pada pengelolaan sampah kota di TPA , khususnya kota-kota besar adalah adanya keterbatasan lahan, polusi, masalah sosial dan lain-lain. Karena itu pengelolaan sampah di TPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • Memanfaatkan lahan yang terbatas dengan efektif
  • Memilih teknologi yang mudah, dan aman terhadap lingkungan
  • Memilih teknologi yang memberikan produk yang bisa dijual dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat
  • Produk harus dapat terjual habis.
Karena itu, untuk memenuhi kriteria tersebut diatas, teknologi yang layak dalam pengelolaan sampah di TPA bantar gebang dan untuk diterapkan adalah kombinasi dari berbagai teknologi serta penunjang lainya yaitu :
  • Teknologi landfill untuk produksi kompos dan gas metan
  • Teknologi anaerobik komposting dranco untuk produksi gas metan dan kompos
  • Incinerator untuk membakar bahan anorganik yang tidak bermanfaat serta pengeringan kompos
  • Unit produksi tenaga listrik dari gas metan
  • Unit drainase dan pengolah air limbah
Dalam menangani masalah sampah dikota jakarta, pemerintah dalam hal ini membuat kebijakan-kebijakan, dimana masalah sampah tersebut juga merupakan masalah lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup merupakan masalah pemerintah dan juga masyarakat, namun perlu disadari untuk semua hal yang berkaitan dengan jenis pencemaran (sampah) atau perusakan lingkungan telah dijadikan permasalahan, dimana faktor penyebabnya antara lain:
  • Kurangnya kesadaran masyarakat.
  • Kurangnya masyarakat dalam melakukan tindakan.
  • Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk menangani masalah lingkungan.
  • Keterbatasan sarana dan prasarana dari pemerintah.
Dengan mencermati permasalahan yang terjadi maka pemerintah mencoba berbagai terobosan yang efektif dan efisien (tepat guna dan tepat sasaran). Sejauh ini, berbagai solusi terus-menerus diupayakan meskipun dalam perkembangannya berbagai kendala kerapkali dijumpai. Solusi-solusi yang sejauh ini telah diupayakan melalui sejumlah program kerja antara lain dalah pelaksanaan regionalisasi pengelolaan sampah melalui program GBWMC (Great Bandung Waste Management). Terdapat 4 poin dalam nota kesepahaman itu, yaitu :
  • pengelolaan sampah bersama secara terpadu di kawasan Bandung metropolitan
  • membentuk wadah yang mandiri dalam pengelolaan sampah terpadu
  • percepatan pembentukan wadah mandiri dengan membentuk tim perumus yang terdiri dari 5 wilayah tersebut
  • nota kesepahaman ini berlaku hingga terbentuknya wadah yang mandiri tersebut
V. KESIMPULAN
Dalam tulisan ini dari uraian yang disampaikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya tempat pembuangan sampah di suatu daerah, biasanya akan mempengaruhi kesehatan dan lingkungan bagi warga sekitarnya, disamping itu juga mempengaruhi atau merusak ekologi disekitarnya yang diantaranya adalah terjadinya pencemaran air, udara, tanah. Dan akibat dari pencemaran tersebut warga sekitar mudah terserang penyakit.

2. Sistem pengelolaan sampah yang digunakan ini sudah ketinggalan zaman yang salah satunya menggunakan landfill system dimana dalam sistem tersebut membutuhkan lahan yang luas untuk sampah. Disamping itu pemerintah harus dapat membuat kebijakan baik internal maupun eksternal. Faktor Internal dimana minimnya kesadaran warga untuk bertanggung jawab terhadap permasalahan sampah di lingkungan rumah tangganya sendiri, rendahnya SDM. Sedangkan yang mempengaruhi faktor eksternal adalah minimnya lahan pembuangan sampah serta tidak ketatnya pemerintah baik pusat maupun daerah membuat aturan masalah sampah.


PENULISAN LAPORAN

Menulis Laporan












Nama   :Supriono Sitanggang
NMP    :17316193
Kelas    :3TA06







Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Gunadarma


2018


BAB 1
                                                                PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Kegiatan penelitian tidak akan lepas dari kata laporan. Hal itulah yang sewajarnya terjadi.Namun realita yang ada saat ini adalah banyaknya peneliti tidak diimbangi dengan banyaknya pula laporan, dalam hal ini laporan yang dituangkan dalam bentuk suatu karya tulis. Fenomena ini mengindikasikan bahwa belum banyak orang yang menulis laporan dari suatu kegiatan penelitian yang dilakukannya. Padahal laporan tersebut akan sangat berharga dan memiliki nilai guna yang besar. Keengganan dalam menulis laporan ini dimungkinkan karena orang-orang belum mengetahui benar cara dan format dalam menulis laporannya. Oleh karena itu akan disajikan mengenai aturan, waktu dan format dalam penulisan laporan penelitian.

B.      Rumusan Masalah

1.     Apa aturan penulisan laporan ?
2.    Kapan menulis laporan ?
3.    Bagaimana format dari laporan ?

C.      Tujuan

1.     Untuk mengetahui aturan-aturan dalam menulis laporan
2.     Untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menulis laporan
3.     Untuk mengetahui bentuk atau format dari laporan

                                                     BAB II PEMBAHASAN

A.     Aturan Penulisan Laporan Penelitian
Di dalam menulis laporan penelitian, kita seperti sedang bercerita kepada pembaca. Agar apa yang kita ceritakan dapat dipahami oleh pembaca, maka dalam penulisan laporan juga memiliki syarat-syarat tertentu. Tentu saja dalam menulis laporan penelitian ini berbeda aturannya ketika kita menulis cerita dalam novel atau buku harian. Penelitian adalah suatu kerja ilmiah. Oleh karena itu, dalam penulisannya juga harus mengikuti aturan-aturan penulisan karya ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa aturan penulisan karya ilmiah menurut G.E.R Burrough :
1.     Penulis laporan harus mengetahui benar kepada siapa laporan tersebut akan ditujukan.
2.    Penulis laporan haruslah menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti serangkaian kegiatan dalam proses penelitian. Namun dalam hal ini, pelapor mengajar orang lain untuk menciba mengikuti apa yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, langkah demi langkah harus dikemukakan secara jelas termasuk alasan-alasan mengapa hal tersebut dilakukan.
3.    Pelapor harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, an minat pembaca laporan tidaklah sama. Barangkali seseorang menganggap bahwa masalah yang dibahas merupakan hal yang sangat penting, tetapi sebagian lagi menagjap sebaliknya. Oleh karena itu, apabila peneliti memahami betapa pentingnya penelitian itu, hendaknya laporan tersebut dikemukakan dengan jelas letak dan kedudukan hasil penelitiannya dalam konteks pengetahuan secara umum.
4.    Laporan penelitian merupakan elemen yang pokok dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan. Tidak semua yang dikerjakan selama penelitian berlangsung dapat dilaporkan. Padahal umumnya laporan itu hanya dibacasatu kali. Oleh karena itu, dalam menulis laporan penelitian, yang dipentingkan adalah jelas dan menyakinkan.

B.      Kapan menulis laporan penelitian ?

Kegiatan menulis laporan penelitian dapat dilakukan sejak awal proses penelitian, dengan terlebih dahulu merancang garis besar laporan yang bersamaan dengan pengajuan desain penelitian. Apabila peneliti sudah memiliki format yangsudah ditentukan, maka peneliti dapat

mulai menuliskan apa saja yang perlu ditulis meskipun masih dalam kertas lepas-lepas. Dalah hal ini sistem kartu akan sangat membantu proses penulisan laporan penelitian tersebut. Peneliti menyediakan map untuk setiap bab yang terkandung dalam laporan yang akan disusun. Peneliti dapat mengisi map yang tersedia dengan catatan atau tulisan yang berkaitan dengan babnya setiap satu proses penelitian terlewati.

C.      Format Laporan

Dalam dunia penulisan laporan penelitian terdapat banyak sekali versi format laporan.
Namun sebenarnya hal yang dicakupnya sama. Yang menyebabkan adanya perbedaan adalah :
1.     Urutan penyajian
2.     Penekanan materi yang dilaporkan
3.     Pandangan perlu tidaknya suatu bagian disampaikan kepada pembaca


Sehubungan dengan format, Burroughs mengatakan bahwa yang penting dalam sebuah laporan penelitian adalah :
1.  Bahwa pembaca dapat memahami dengan jelas apa yang telah dilakukan oleh peneliti, apa tujuannya dan bagaimana hasilnya
2.  Bahwa langkah dan medannya jelas, sehingga pembaca dapt mengulangi proses penelitian tersebut apabila ia menghendaki.

Berikut ini dipaparkan sebuah model format laporan penelitian yang diajukan oleh Borg dan Call :
Bahan Pendahuluan (Preliminary Materials)
1.     Halaman judul
2.     Kata pengantar
3.     Daftar isi
4.     Daftar tabel
5.     Daftar gambar/ilustrasi atau diagram-diagram


Gambar Laporan (Body of the paper)
Bab I. Pendahuluan
A.   Latar Belakang Masalah

B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan Masalah


 Bab II. Kajian Pustaka
A.   Penelitian yang terdahulu
B.   Teori yang mendasari penelitian ini
C.   Ringkasan dan kerangka berpikir peneliti
D.   Hipotesis
Bab III. Metodologi Penelitian
A.   Pemilihan subjek, populasi, sampel dan teknik sampling
B.   Desain Penelitian.
C.   Teknik pengumpulan data dan teknik analisis data
        Bab IV. Pelaksanaan Penelitian
A.   Validasi instrumen
B.   Pengumpulan dan penyajian data
C.   Analisis data
D.   Hasil analisis data
Bab V. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A.   Hasil Penelitian
B.   Pembahasan
C.   Diskusi
 Bab VI. Penutup
A.   Kesimpulan
B.   Implikasi
C.   Saran


Bahan Penunjang
A.   Kepustakaan
B.   Indeks
       Untuk memperoleh gambaran selintas mengenai isi sebuah laporan penelitian, biasanya sebelum Bab I disajikan abstrak atau ringkasan laporan.
 Berikut ini adalah gambaran sekilas mengenai isi dari bab-bab dalam sebual laporan penelitian :
Bahan Pendahuluan
Di dalam bagian ini peneliti menjelaskan kepada pembaca, terutama mengenai sistematika tulisan agar pembaca dapat mengikutinya dengan mudah dan diajak menjelajahi garis besar isi laporan. Apabila pembaca hanya ingin membaca pada bagian yang menarik perhatiannya, maka dengan mudah dapat segera menemukan halamannya.

Bab Pendahuluan
Berawal dari bab ini, peneliti mulai bercerita tentang permasalaha, apa sebabnya atau alasan mengapa memilih permasalahan tersebut yang diangkat, dimana letak pentingnya dan seberapa jauh memberikan sumbangan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan pembangunan. Bab Kajian Pustaka
Bagian ini berisi tulisan untuk memberikan gambaran pada pembaca mengenai hal yang telah dirintis oleh peneliti lain untuk memberikan penekanan pentingnya permasalahan dan sekaligus memberikan petunjuk pada pmebaca, kemana mereka dapat mempelajari masalah tersebut lebih lanjut. Selanjutnya peneliti mengemukakan alur pikirannya dengan cara merangkum penemuan dan membuat jembatan dengan apa yang akan ia lakukan.

Bab Metodologi Penelitian
Pada bagian ini peneliti menerangkan kepada pembaca tentang subjek, objek, ruang lingkup penelitian, pendekatan yang diambil sampai teknik pengumpulan datanya. Alasan tentang ini semua harus dikemukakan dengan jelas. Demikian juga celah-celah kelemahan serta rencana usaha untuk mengatasinya.

Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini merupakan inti laporan penelitian. Oleh karena itu, nagian ini harus dikemukakan dan harus memiliki porsi yang paling banyak dibandingkan dengan bagian lain, karena bagian inilah yang ditunggu dan ingin diketahui oleh pembaca. Laporan yang berbobot tidak harus  berat timbangannya atau dengan kata lain tebal. Kecenderungan inilah yang menyebabkan orang berusaha untuk mempertebal laporannya dengan mengajukan banyak kutipan dari buku-buku atau bercerita tentang hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Lapiran yang baik dapat diumpamakan sebagai proporsi tubuh manusia, yaitu :
-        Kepala (kecil) pendahuluan + kajian pustaka
-        Leher (kecil) : metodologi penelitian
-        Badan (besar) : hasil penelitian dan pembahasan
-        Kaki (kecil) : kesimpulan, implikasi dan saran
Dalam bab ini juga terdapat bagian diskusi yang dimaksudkan untuk mengemukakan hal yang sangat perlu diungkapkan diluar kesimpulan. Misalnya adalah:
apa sebab hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan hipotesis, apa sebab terjadinya penyimpangan tersebut

Bab Penutup
Bagi pembaca yang hanya memiliki sedikit waktu, biasanya hanya mementingkan bagian tujuan-hipotesis-hasil-kesimpulan. Oleh karena itu peneliti harus membuat kesimpulan dengan jelas, singkat dan padat. Pada bagian ini pula, peneliti mengemukakan implikasi dari penelitiannya yaitu berupa jawaban dari apa yang harus dilakukan setelah ini (berdasarkan hasil penelitian ini) ? atau what’s next?. Implikasi sangat berguna demi perbaikan keadaan. Selanjutnya pada bagian saran, peneliti memberikan saran kepada pembaca yang salah satunya mungkin ingin mengadakan repikasi atau memperluas penelitiannya.



Kesimpulan

                                                  BAB III                                                              PENUTUP


Dalam menulis laporan peneliti harus mengikuti aturan-aturan ilmiah karena penelitian sendiri merupakan sutu kerja ilmiah. Waktu penulisan laporan penelitian dapat dimulai sedari awal proses penelitian, yaitu dibantu dengan sistem kartu. Format laporan penelitian terdiri dari dua bahan yaitu bahan pendahuluan dan bahan penunjang. Laporan penelitian mencakup bab pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan dan yang terakhir bab penutup.

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI

KLAIM KONS T RU K SI S T U DI KAS U S PROYEK DI P A PUA By: Supriono STG_17316193 Kl a im b isa t i mb u l an t a ra pa ra p i...