v
Proses
Masuk dan Pengaruh Agama Hindu-Buddha di Indonesia
Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia melalui kontak
perdagangan. Pada awalnya, orang-orang India bersikap aktif dalam perdagangan
tersebut. Hal ini menurut Claudius Ptolomeus (Yunani) didorong oleh kekayaan
Indonesia akan emas, perak, cengkih, dan lada yang menarik para pedagang
mancanegara. Hubungan perdagangan ini telah berlangsung sejak sekitar abad ke-5
M.
Khusus mengenai penyebaran hinduisme sebagai agama
dijelaskan melalui banyak teori.
1. Teori brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Van Leuryang berpendapat bahwa
agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta. Teori ini memiliki
kelemahan, yaitu di India ada peraturan bahwa brahmana tidak boleh keluar dari
negerinya. Jadi, tidak mungkin mereka dapat menyiarkan agama ke Indonesia.
2. Teori ksatria
Teori ini dikemukakan oleh Majumdar, Moekrji, dan Nehru.
Mereka berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh prajurit
yang mengadakan ekspansi. Oleh sebab itu, teori ini sering pula disebut teori
kolonisasi. Kelemahan teori ini adalah tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan
bahwa Indonesia pernah ditaklukkan India.
3. Teori waisya
Teori ini dikemukakan oleh Kromyang mengatakan bahwa agama
Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang, mengingat bahwa sejak tahun
500 SM, Nusantara telah menjadi jalur perdagangan antara India dan Cina. Dalam
perjalanan perdagangan inilah diperkirakan para pedagang India itu singgah di
Indonesia dan menyebarkan agama Hindu.
4. Teori sudra
Teori ini dikemukakan oleh banyak orang. Intinya adalah
bahwa agama Hindu dibawa oleh kaum sudra yang datang di Nusantara untuk
memperbaiki nasib.
5. Teori nasional
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K. Boschyang mengatakan bahwa
dalam proses penyebaran agama Hindu ini, bangsa Indonesia berperan sangat
aktif. Setelah dinobatkan sebagai seorang Hindu, mereka kemudian giat
menyebarkan agama Hindu dan segala aktivitasnya. Pendapatnya ini didasarkan
pada temuan adanya unsur-unsur budaya India dalam budaya Indonesia.
Bukti adanya Hindu-Buddha di Indonesia sebagai berikut.
- · Adanya arca Buddha bergaya amarawati(gaya India
Selatan) di Sempaga, Sulawesi Selatan, dan di Jember. Arca di Sempaga merupakan
yang tertua. Selain itu, ditemukan pula arca bergaya gandhara(India Utara) di
Bukit Siguntang (Sumatra Selatan) dan Kota Bangun, Kutai.
- Adanya prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa
Sanskerta di Kutai dan Tarumanegara.
- ·
Adanya penganut agama Hindu dan Buddha di
Indonesia.
- ·
Berkembangnya seni patung di Indonesia.
- ·
Penggunaan istilah warmansebagai nama raja
seperti di India.
- ·
Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak
Hindu-Buddha.
- ·
Penggunaan bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa
dalam kehidupan masyarakat.
- ·
Adanya sistem kemaharajaan.
- ·
Adanya kitab-kitab sastra yang bercorak Hindu.
Pengaruh Hindu Budha
Di Indonesia
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India
telah mengubah dan menambahkhasanah budaya Indonesia dalam beberapa
aspekkehidupan.Tersebarnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
berpengaruh luas dalamkehidupan masyarakat Indonesia, diantaranyadalam bidang
berikut ini :
1.Kepercayaan
Bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindudan Budha
walaupun tidak meninggalkankepercayaan aslinya, seperti pemujaan terhadaproh
nenek moyang.
2.Sosial
Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahandalam tata
kehidupan sosial masyarakat. Misalnyadalam masyarakat Hindu diperkenalkan
adanyasistem kasta.
3.Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besarpengaruh dan
perubahannya, karena masyarakatIndonesia telah mengenal aktifitas
perekonomianmelalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelummasuknya pengaruh
Hindu-Budha.
4.Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan Hindu-budha terlihat darihasil-hasil
kebudayaan seperti bangunan candi, senisastra, berupa cerita-cerita epos
diantaranya EposMahabharata dan Epos Ramayana. Pengaruhlainnya adalah sistem
tulisan. Kebudayaan Hindu-Budha amat berperan memperkenalkan sistemtulisan di
masyarakat Indonesia.
5. Agama
memasuki zaman sejarah, masyarakat diIndonesia telah
menganut kepercayaan animismedan dinamisme. Masyarakat mulai menerima
sistemkepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejakberinteraksi dengan
orang-orang India. Budaya barutersebut membawa perubahan pada
kehidupankeagamaan, misalnya dalam hal tata krama,upacara-upacara pemujaan, dan
bentuk tempatperibadatan.
6. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan olehorang-orang
India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu
dengankepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yangterbaik dan terkuat berhak
atas tampuk kekuasaankerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan,seperti
Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
7. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunanpunden
berundak-undak. Tradisi tersebut berpadudengan budaya India yang mengilhami
pembuatanbangunan candi. Jika kita memperhatikan CandiBorobudur, akan terlihat
bahwa bangunannyaberbentuk limas yang berundak-undak. Hal inimenjadi bukti
adanya paduan budaya India-Indonesia.
8. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesiameninggalkan
beberapa prasasti yang sebagianbesar berhuruf Pallawa dan berbahasa
Sanskerta.Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hinggasaat ini, bahasa
Indonesia memperkaya diri denganbahasa Sanskerta itu. Kalimat atau
kata-katabahasa Indonesia yang merupakan hasil serapandari bahasa Sanskerta,
yaitu Pancasila, DasaDharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya PurnakaryaNugraha,
dan sebagainya.
9. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesiamembawa kemajuan
besar dalam bidang sastra.Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalahkitab
Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia
untu kmenghasilkan
karya sendiri.
SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
·
Teori Masuknya Islam di
Indonesia
Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak
berlangsung secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi,
lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan, teori-teori tentang
kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi :
1) Teori Gujarat
Agama Islam dibawa ke Indonesia oleh para pedagang
muslim dari Gujarat, India. Teori ini mendasarkan argumentasinya pada
pengamatan terhadap bentuk relief nisan Sultan Malik Al-Saleh yang memiliki
kesamaan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat. Hal tersebut dianggap
sebagai bukti adanya hubungan antara Gujarat dan Samudra Pasai. Bahkan penganut
teori ini merujuk nama Muhammad Fakir dari Malabar sebagai pembawa agama Islam
ke Nusantara. Di antara pendukung teori ini adalah W. F. Stutterheim.
2) Toeri Mekkah
Para pendukung teori ini menyatakan bahwa kelompok
penduduk Nusantara pertama yang masuk Islam menganut mazhab Syafi'i. Mazhab
Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah. Bahkan, penganut teori ini
menyebutkan nama Sjech Ismail dari Makiyah sebagai penyebarnya. Selain itu,
sejak tahun 674 telah terdapat perkampungan-perkampungan orang Arab di barat
laut Sumatra, yaitu Barus, suatu daerah penghasil kapur terkenal. Di antara
pendukung teori ini yaitu Van Leur dan Hamka.
3) Teori Persia
Teori ini didasarkan pada adanya beberapa kesamaan
budaya yang hidup di kalangan masyarakat Nusantara dengan bangsa Persia.
Kesamaan budaya tersebut antara lain bisa dilihat pada diperingatinya hari
Asyura atau 10 Muharam, suatu peringatan kaum Syi'ah untuk mengenang kematian
Husein, putra Ali bin Abi Thalib. Teori ini dikemukakan oleh P. A. Hoessein
Djajadiningrat.
4) Teori China
Pendapat ini mengatakan bahwa agama Islam
dibawa dari Cina oleh pedagang muslim Cina yang bermazhab Sunni-Syafi’i, yaitu
madzab yang umum dianut oleh bangsa-bangsa muslim sepanjang Jalur Sutra.
Argumen lain yang mengatakan bahwa Islam datang dari Cina adalah ketika terjadi
Ekspedisi Mongol untuk menghukum Raja Kertanegara.Banyak di antara tentara
Mongol yang beragama Islam. Ketika mereka dikalahkan Raden Wijaya, beberapa di
antara mereka tidak kembali ke Cina melainkan menetap di Indonesia dan berbaur
dengan penduduk setempat.
Pengaruh Islam terhadap Tujuh Unsur
Kebudayaan di Indonesia
1.Bahasa
Bahasa merupakan sesuatu yang berawal dari hanya sebuah
kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar
sesama manusia.Pada awalnya bahasa melayu digunakan sebagai bahasa perdagangan
yang banyak digunakan di bagian barat kepulauan Indonesia.Tapi seiring
perkembangan awal Islam, bahasa Melayu pun memasukkan sejumlah kosakata Arab ke
dalam struktur bahasanya.Selain itu, terjadi sedikit modifikasi atas
huruf-huruf Pallawa ke dalam huruf Arab, dan ini kemudian dikenal sebagai huruf
Jawi.Sejak zaman dulu kalender Jawa
sudah banyak dipengaruhi oleh budaya Islam. Bahasa Arab semakin signifikan di
abad ke-18 dan 19 di Indonesia, di mana masyarakat nusantara lebih familiar
membaca huruf Arab ketimbang Latin.Bahkan, di masa kolonial Belanda, mata uang
ditulis dalam huruf Arab Melayu, Arab Pegon, ataupun Arab Jawi. Tulisan Arab
pun masih sering diketemukan sebagai keterangan dalam batu nisan.
2.Sistem Teknologi
Sistem Teknologi merupakan sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.Pengaruh
masuknya Islam telah memberikan sumbangan tersendiri bagi perkembangan
teknologi yang ada di Indonesia, sebagai Contoh dalam pendirian masjid. Masjid
dibangun dengan memperhatikan letak yang teratur, masjid berada disebalah barat
alun-alun. Dan masuknya penanggalan qomariyah.
3.Sistem Ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan
barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
Pengaruh Islam dalam sistem ekonomi di Indonesia anatra lain
adanya peraturan zakat, bedagang dan lain-lain. Selain itu sikap dari
Rasulullah saat berdagang yang sangat mengutamakan kejujuran dan menjauhi riba
berpengaruh terhadap perdagangan di Indonesia.
4.Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sistem yang muncul karena
kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling
sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing antar individu
sehingga timbul rasa untuk berorganisasi dan bersatu.Sebagai pengaruh masuknya
Islam di Indonesia, mucul berbagai perkumpulan orang-organg Islam, seperti
perkampungan kauman dan pada masa pergerakan nasional berkambang menjadi
Sarekat dagang Islam, Nadhotul ulama, Muhamadiyah dan lain sebagainya
5. Sistem PengetahuanSistem
pengetahuan merupakan manusia memiliki akal dan pikiran yang
berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula,
sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.Salah satu wujud
pengaruh Islam yang lebih sistemik secara budaya adalah pesantren. Pesantren
berasal dari kata shastri (dari bahasa Sanskerta) yang berarti orang-orang yang
tahu kitab suci agama Hindu. Atau, kata cantrik dari bahasa Jawa yang berarti
orang yang mengikuti kemana pun gurunya pergi. Fenomena pesantren telah
berkembang sebelum Islam masuk. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan
dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, kurikulum dan proses
pendidikan pesantren diambilalih Islam.Pada dasarnya, pesantren adalah sebuah
asrama tradisional pendidikan Islam. Siswa tinggal bersama untuk belajar ilmu
keagamaan di bawah bimbingan guru yang disebut Kyai. Asrama siswa berada di
dalam kompleks pesantren di mana kyai berdomisili.
6.Religi
Religi merupakan kepercayaan manusia terhadap adanya Sang
Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha
Kuasa.Sebelum Islam masuk di Indonesia, masyarakat Indonesia telah menganut
kepercayaan animisme-dinasme, Agama Hindhu, Agama Budha dan yang lainya. Dengan
datangnya Islam di Indonesia masyarakat Indonesia yang mulai menganutnya sudah
mengerti bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Allah Swt dan Muhammad adalah
nabi utusan Allah Swt yang terakhir.
7. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian
yang dapat memuaskan.Pengaruh Islam telah memberikan dan menentukan arah dan
corak kesenian yang ada di Indonesia.
v
BUDAYA
MODERN,CIRI-CIRI DAN PERBEDAAN BUDAYA BARAT-MODERN
.
Budaya Modern
1.Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan
atau yang disebut peradapan adalah
pemahaman yang meliputi pengetahuan, kepercayaan , seni, moral, hukum, adat
istiadat yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 1997). Pendapat umum,
kebudayaan adalah sesuatu yang baik dan berharga dalam kehidupan masyarakat.
(Bakker 1984).Pola tingkah laku mantap yaitu pikiran, perasaan, dan reaksi yang
diperoleh dan terutama diwujudkan oleh simbol-simbol pada pencapaian tersendiri dari kelompok
manusia yang bersifat universal (Kroeber & Klukhon 1950).Kebudayaan berasal
dari bahasa sansekerta “budayah / bodhi”
yang berarti budi akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
akal. Budaya dapat dipisahkan sebagai
kata majemuk Budi & Daya yang berupa : cipta , rasa, karsa, karya (Kuncoroningrat
1980).
2. Kebudayaan Modern
a.Kebudayaan
Teknologi Modern
Pertama
kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis
Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan
tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan
wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh
semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang. Kebudayaan Teknologis
Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa
dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau
keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis
atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal
dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan
mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat
instumental.
b.
Kebudayaan Modern Tiruan
Dari
kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut
sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam
lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan
kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah
saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan
supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC).
3. Tantangan Masyarakat terhadap Kebudayaan
Modern
a.
Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan
yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan Modern Tiruan. Dia
mengancam justru karena tidak sejati, tidak substansial. Yang ditawarkan adalah
semu. Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastik, manusia tanpa
kepribadian, manusia terasing, manusia kosong, manusia latah.
b. Masalah Sandang, Pangan, dan Papan
Ki Hajar
Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan manusia dalam mengatasi
masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling mendasar bagi manusia adalah
masalah makan, pakaian dan perumahan. Ketika orang kekurangan gizi bagaimana ia
akan mendapat orang yang cerdas. Ketika kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi
bagaimana orang akan berpikir maju dan menciptakan teknologi yang hebat.
Jangankan untuk itu, permasalahan pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi
pola hubungan di antara manusia. Orang rela mencuri bahkan membunuh agar ia bisa
makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam hal ini bukan hanya berdampak pada
kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi akan berpengaruh dalam tatanan
budaya-sosial masyarakat.
c. Masalah Pendidikan
Pendidikan
masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini ingin
dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal
ini, yaitu mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian
bagaimana sistem pendidikan yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya.
Dimana ada suatu kebudayaan yang menjadi spirit dari sistem pendidikan yang
kita terapkan.
d. Mengejar Kemajuan IPTEK
Problem ini
beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi konsumen atas produk-produk
teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan kita belum berkembang dengan
baik dan belum didukung oleh iklim yang kondusif bagi para ilmuan untuk
melakukan penelitian dan penciptaan produk-produk, teknologi baru. Jika kita
tetap mengandalkan impor produk dari luar negeri, maka kita akan terus
terbelakang. Oleh karena itu, hal ini tantangan bagi kita untuk mengejar
ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.
Kesimpulan
Dari
Penulisan Artikrel ini saya dapat menyimpulkan Bahwa Perubahan Dinamis dan arus
Globalisasi yang tinggi menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia
yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan
pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam memperkokoh ketahanan Budaya
Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang kita miliki ini dapat menjadikan
kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain karena betapa berharganya nilai –
nilai budaya lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa lebih
tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini.
Selain itu kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman
budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya
bangsa.Agar budaya kita tetap terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain.
Karena kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya itu dan tidak
pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda,
yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita
demi masa depan Generasi Bangsa Indonesia.
SUMBER: